JERITAN LAPAR
Seperti apalah diriku ini?
Jalani hidup sebatang kara
Meniti waktu dalam lorong gelap
Sepanjang waktu dihantui gelisah
Disaat lapar meremas perut yang kosong
Betapa hinanya ada aku
Sepanjang awal dan akhir waktu memburu kenyang
Memungut sisa dari yang tersisa
Jeritan di dalam hati
Cuma diam yang selalu redakan air mata
Terasa pedih mencapai sempurna
Penuh luka
Penuh derita
Seperti pelengkap gelap di dalam terang
Hidup di jalan seperti sampah
Kala airmata berujung lemah
Kala mata basah sampai tertutup
Dengan hitam kaki telanjang
Melawan deru diatas kerikil tajam
Sebelum menyerah lalu mati
Aku berlalu tertiup angin
Dihujani terik mentari yang menggelora
Dimana badai mengancam nyawa
*
Ya Allah...
Kalau ada tangan yang mengulurkan kenyang dari perut nasi hingga enyah lapar ini
Kau lah tangan itu
Ya Allah...
Kalau ada kenyang yang menyelimuti nasi hingga bergerak tangan ini membukanya
Kau lah gerakan itu
Ya Allah...
Kalau ada nasi yang mengidupkan kembali jiwa lapar hingga bangkit kekuatan tangan ini
Kau lah kekuatan itu...
Ya Allah...
Kalau ada lapar yang bergerak menggeliat merebut nasi untuk sekedar kenyang hingga tergoncang seluruh bumi
Kau lah yang ada di airmata ini
#TulisanSeribuTangan
No comments:
Post a Comment