Tuesday, April 29, 2014

Hari Minggu

( Minggu, 20 April 2014. )
     Huaa.. ( ^o^)/ Hari minggu ini cuacanya cerah banget. Langitnya biru, awan-awannya juga bagus, anginnya yang berhembus sejuk.  Hari yang bagus untuk jalan-jalan, tapi... ("-_-) Haduhh..

    Dia masih tertidur di pagi ini. Padahal dia subuh tadi sudah bangun buat shalat subuh, tapi karena dia pikir hari ini hari minggu dan itu berarti dia libur kerja, jadi sehabis ibadah langsung tidur lagi deh.
     Jam sudah menunjukkan pukul 09.50, dia pun baru terbangun jam segitu. Dan bukannya langsung mandi, tapi malah cuci muka terus langsung ke dapur buat segelas kopi. (Jangan ditiru yah.. :p) Sehabis buat kopi, langsung balik lagi ke kamar, ngambil remote tv, liat-liat channel tv yang menurut dia bagus buat ditonton. Hitung-hitung ngilangin ngantuk yang sedikit masih nyangkut dimata dia. Asik ngopi sambil nonton tv, gak kerasa udah jam 12.10, dan dia baru mau mandi jam segitu. (Sekali lagi jangan ditiru yah.. hehe) Selesai mandi, dia ngeliat lampu notifikasi di handphone-nya yang menandakan ada pesan masuk. Dan pesan itu dari saudaranya yang minta tolong mengantar aki motor saudaranya yang tertinggal dirumah dia. Yah, kebetulan juga, daripada dia dirumah saja hari minggu ini, jadi dia sekalian main kerumah saudaranya.
     Memang ada berkahnya kalau main sekaligus silaturahim ke tempat saudara, secara dia baru saja sampai disana, udah disuguhin makanan-makanan dan salah satunya, ada pisang goreng kesukaan dia ditambah segelas kopi juga. Lagi asik ngemil sama ngopi, handphone-nya bunyi. Ternyata dia mendapat pesan di BBM dari Mutiara. Di pesan itu si Mutiara nanya tentang info guru yang bisa bahasa isyarat tuna rungu, buat dia belajar. Rencananya sih, si Mutiara ingin ngajar anak-anak penderita tuna rungu, kalau sudah bisa bahasa isyarat itu.
     Dia pun coba buat menolong cari informasi tentang guru itu. Tanya sana-sini, dan akhirnya ada salah satu temannya yang tahu informasi kalau teman dia ada kenalan guru yang mengajar di SLB (Sekolah Luar Biasa). Langsung saja dia memberitahu Mutiara, tapi dengan agak sedikit becandaan.
"Ada inpo nih guru yang ngajar di slb.. tpi dri sigurunya blom ada balesan..
Inpo lebih lanjut ketik reg(spasi)slb kirim ke 123456789.. hihihi"
"Hahaha.. seriusss nihh,,tapi oke deh buat inponya,tnx yaah" jawab Mutiara.
Dia pun lanjut bertanya.
"Lagi dimana emang Muth?"
"Lagi di sawarna nih,,berasa di negri antah berantah signyal SOS gilee,,maap maap kalo bales bisa sampenya setahun hehehehe"
"Hihihi.. coba beli dlu sinyalnya diwarung biar nambah.. :p". Dia jawab dengan becandaan lagi.
"Haha,,nti dilanjut lgi ya bang,,mau siap siap bwt plang". Jawab Mutiara buat mengakhiri obrolan kali ini.
     Seharian ini dia dirumah saudaranya dan ngobrol banyak sama orang-orang disana, tak terasa juga sampai malam. Tiba-tiba saudaranya mengajak mancing malam ini di danau yang tidak jauh dari rumah saudaranya itu. Gak berpikir panjang lagi, dia dan saudaranya langsung berangkat mancing ke danau. Wah.. ternyata suasananya tenang banget di sisi bagian selatan danau, ditambah pemandangan lampu-lampu yang warna-warni di warung dan rumah makan yang berjejer di sisi utara danau, jadi sudah cukup buat dia merasa rileks. Sambil mancing, dia dan saudaranya juga ngobrol banyak hal dan banyak pelajaran yang bisa dia ambil juga dari obrolan itu.
     Malam pun semakin larut, mereka berdua juga sudah membereskan semua perlengkapan mancing dan waktunya untuk pulang menyudahi aktifitas hari ini.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Lumayanlah buat dia hari ini, setidaknya dia gak cuma liburan dirumah.
Mungkin itu ajah cerita yang bisa dibagi kali ini. Gak tau cerita diatas nyambung apa ngga, secara yang nulisnya juga udah ngantuk banget.. hehehe :p
Yasudah klo begitu...
See you..

Saturday, April 26, 2014

"Biarlah.."

( Sabtu, 19 April 2014 )
     Sebenarnya dihari ini semuanya normal-normal saja, kegiatan pun juga sama seperti biasanya. Tetapi, sorenya sehabis pulang kerja, gak tahu kenapa dia tiba-tiba kepikiran orang dan kejadian dimasa lalu. Padahal dari bangun tidur sampai sore ini, sedikit pun gak kepikiran yang begitu. Dia jadi ngerasa aneh dari pikirannya sendiri, karena walau teringat sama orang dan kejadian di masa lalu itu, malah jadi muncul hal baru atau bisa dibilang jawaban dari kejadian itu. Memang, sewaktu dulu sih, pada saat dia mengalami kejadian itu, dia sempat bertanya-tanya. Kenapa hal itu bisa terjadi seperti ini? Apa maksud dari semua perkataan-perkataan yang terucap? Tetapi karena dia gak nemuin jawabannya, jadi dia membiarkannya saja berlalu.

     "Biarlah..". Kata itu yang dia ucap dalam hatinya. Secara menurutnya, hal itu terjadi di masa lalu, dan udah gak ada urusannya lagi dengan dia. Tapi dari itu dia pun bersyukur, mungkin ini petunjuk dan jawaban yang dia dapat dari pertanyaan-pertanyaan dia dulu. Setidaknya, dari ingatan masa lalu yang tiba-tiba muncul itu, ada hal positif yang bisa dia diambil dan jadi pelajaran tambahan buat dirinya.

Friday, April 25, 2014

Setiap Langkah Adalah Anugerah


     Seorang profesor di undang untuk berbicara di sebuah basis militer. Di sana ia bertemu seorang prajurit yang tak akan pernah di lupakannya.

     Prajurit yang di kirim untuk menjemput professor di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju ke tempat pengambilan kopor. Ketika berjalan keluar, Prajurit itu sering menghilang. Banyak hal yang di lakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh. Kemudian mengangkut anak kecil agar dapet melihat pemandangan. Ia juga menolong orang yang tersesat dan menunjukan arah jalan yang benar. Setiap kali, ia kembali ke sisi profesor dengan senyumnya menghiasi wajahnya.

“Darimana anda belajar hal-hal seperti itu?”, tanya sang profeor.
“Oh”, kata Prajurit. “Selama perang, saya kira”.
     
     Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya sewaktu perang. Juga saat tugasnya membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana dia harus menyaksikan satu persatu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.

     “Saya belajar untuk hidup diantara pijakan setiap langkah”, katanya. “Saya tak pernah tahu apakah langkah selanjutnya merupakan pijakan terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakan kaki. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini”. Kelimpaahan hidup tidak dapat ditentukan dengan berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang berkualitas.

7 × 1

( Sabtu, 12 April 2014. )
      Terlihat cerah cuaca dihari ini. Dia pun dihari ini izin kepada atasannya ditempat dia bekerja untuk tidak masuk bekerja seperti biasanya, karena siang ini dia harus ke kampus untuk briefing mahasiswa baru.
     Mungkin bisa dibilang agak sedikit telat dia mendaftarkan diri untuk kuliah, secara sudah kurang lebih hampir 7 tahun dari semenjak lulus SMA, dia menahan rencananya untuk kuliah karena faktor keadaan dan waktu. Tetapi walau harus menahan rencananya selama itu, tidak membuat rencana yang dia persiapkan menjadi hilang. Tidak sedikit juga pertanyaan-pertanyaan, saran, dan cemoohan yang terlontar dari orang-orang karena mendengar dia ingin dan baru akan mau masuk kuliah.
"Lo yakin mau kuliah dengan umur lo segitu? Apa lo ngga mau nabung buat nanti lo nikah?"
"Haha.. Gaya lo kuliah!"
"Kuat ga lo itu, dengan lo kuliah tapi sambil kerja?" Dan masih banyak lagi pertanyaan dan cemoohan yang keluar dari mulut mereka, tapi ada juga saran-saran yang dia dapatkan.
"Bagus! Kalo lo mau kuliah, kapan lagi, kali lo selagi masih sanggup"
"Ga usah liat berapa banyak umur lo, kuliah aja. Dari lo kuliah, lo bisa mengenal orang baru dan memperbanyak silaturahim. Siapa tau, salah satu teman kampus lo itu nanti yang akan bantu lo."
     Dia mencoba berpikir positif dari semua pertanyaan dan cemoohan yang dia dapatkan. Mungkin mereka perhatian dan khawatir dengannya, dan dia pun menjawab itu semua hanya dengan senyuman dan berkata dalam hati "Andai saja kalian tahu, apa yang aku tahu, dari apa maksudku ini". Berterima kasih banyak juga untuk orang-orang yang sudah memberi saran yang memotivasi dia, walau dengan saran yang singkat tapi sangat bermakna untuknya.
   
     Akhirnya sampai juga siang itu dia dikampus. Ini udah kesekian kalinya bagi dia datang ke kampus, tapi masih saja dia merasa asing di kampus itu, mungkin karena baru masuk menjadi mahasiswa baru, jadi masih ngerasain hal itu. Langsung saja dia ke kantor seketariat untuk bertanya dimana ruangan briefing untuk mahasiswa baru. Ternyata sudah banyak mahasiswa baru diruangan briefing, tapi untung saja dia belum terlalu telat datang keruangan pada saat acara briefing mahasiswa baru.
      Setelah briefing, semua mahasiswa baru dipisah menurut fakultasnya masing-masing untuk diberikan penjelasan lebih lanjut oleh kepala fakultas. Dia sendiri mengambil Fakultas Teknologi Informasi jurusan Sistem Informasi yang untuk penjelasan lebih lanjutnya itu tetap diruangan. Ada hal yang menarik dari kata-kata yang disampaikan oleh kepala fakultas pada saat penjelasan tersebut, dimana si kepala fakultas menanyakan apa alasan untuk melanjutkan kuliah. Ada beberapa mahasiswa baru diruangan yang menjawab, untuk bisa mendapatkan gelar, ijazah, dan bisa mendapatkan kerja yang lebih baik. Tapi dia hanya terdiam saat itu, karena memang bukan itu semua alasan dia untuk kuliah. Alasannya hanya untuk memperdalam ilmu yang dia dapatkan dari luar kampus dan memperbanyak relasi. Menurut dia kalau hanya ijazah dan gelar, semua yang kuliah pun pasti akan mendapatkan itu semua setelah lulus nanti. Si kepala fakultas melanjutkan menjawab alasan dari kuliah tadi dengan jawabannya sendiri. Dia agak sedikit kaget dengan jawaban yang dijelaskan kepala fakultas, karena jawaban itu sama dengan alasan dia kenapa ingin kuliah. Dia tersenyum dan tidak menyangka, padahal dia pikir si kepala fakultas.
     Setelah selesai briefing dan penjelasan tentang fakultas, dia didatangi oleh salah satu mahasiswa baru yang tadi juga mengikuti briefing. Namanya Yudha, yang mempunyai pekerjaan sebagai guru lukis untuk anak-anak tingkat sekolah dasar. Selain itu Yudha ini juga mempunyai pekerjaan sampingan menjual sepatu online. Dan si Yudha ini teman pertama yang dia kenal di kampus itu. Yah lumayan bagi dia sebelum memulai aktifitas kuliah, sudah ada teman baru untuk bertukar informasi.
     Waktu pun sudah semakin sore, dan saatnya untuk dia pulang, beristirahat dari kegiatannya dihari ini..


( Minggu, 13 April 2014. )
     Sedari subuh dia sudah bangun. Walau semalam dia baru tertidur sekitar jam 01.00 dinihari, terus bangun 04.45 dan dia masih merasa ngantuk, tetapi dia memaksakan untuk tidak tidur lagi. Coba buat segelas kopi, sambil mendengar lagu-lagu yang ada di playlist handphone-nya, agar setidaknya mengurangi ngantuk yang terasa. Minggu pagi ini juga cuacanya kurang begitu cerah dan terlihat berawan. Gak seperti hari-hari biasanya yang cuacanya bener-bener cerah, saking cerahnya sampai siang harinya panas matahari juga full. Dan untuk kegiatan dia hari ini hanya membersihkan kamarnya. Waktunya nyapu-nyapu dan ngepel-ngepel. ^^
     Nyapu sana, nyapu sini. Ngepel sana, ngepel sini. Tapi, tak terasa semakin lama cuaca makin mendung dan gak lama kemudian hujan turun juga. Akhirnya kegiatan rapih-rapih selesai, tapi hujan masih belum berhenti. Dia pun bersender sambil melihat dan menikmati hujan dari jendela kamarnya. Teringat banyak hal dari hujan yang dilihatnya dan dia menjadi tersenyum dibuatnya. Seperti sebuah film, tiap adegan-adegan satu per satu muncul dalam angannya. Dari adegan sedih, marah, senang, tertawa, lucu dan banyak lagi. Dia pun jadi sangat bersyukur dengan semua ingatan-ingatan itu, karena semua ingatan yang muncul dan alami sewaktu dulu menjadikan sebuah pelajaran untuk hidupnya saat ini.

     Hari sudah semakin sore dan hujan pun semakin reda. Waktunya dia istirahat untuk menghadapi kegiatan di esok hari. Dan dia melewati hari ini dengan rasa syukur dari ingatannya di masa lalu yang tak sengaja teringat dikala dia menikmati hujan tadi, karena menjadi sebuah hal yang berharga untuk dirinya hari ini.


( Senin, 14 April 2014. )
     Dimana kegiatan dia di hari ini sama seperti kegiatan seperti biasanya yaitu berangkat bekerja. Gak ada yang bisa diceritakan dari dia di hari ini. Jadi langsung aja ke hari berikutnya.


( Selasa, 15 April 2014. )
     Hari selasa yah..?
     Hari yang sedikit berat buat dia. Dari pas perjalanannya menuju ke tempat kerja, sudah mengetes kesabarannya yang mana angkutan umum (Angkot) main asal berhenti sembarang dan mendadak. Haduhh.. Untungnya dia masih bisa jaga jarak kendaraannya dari tuh Angkot, kalau gak, udah nabrak deh. Ditempat kerja pun, dia udah ngerasa bakal ada yang ga enak, dan itu benar saja. Baru saja dia pegang handphone buat nge-check notifikasi masuk dari group kantor yang berisi data perusahaan, tapi teman kantornya udah menyangka dia lagi ga kerja dan cuma main handphone. Huft.. harus bisa menahan hati.
     Untuk kesekian kalinya lagi setelah dia pulang bekerja mendapat pesan dari Blackberry Messenger (BBM) dari seorang teman yang dia dapatkan karena teman kantornya yang memberitahukan pin BBM dia. Entah memang orang itu aneh, atau memang lagi emosi, atau bagaimana, tiba-tiba balasan dari orang itu malah jawab dengan kata "Masbuloh" ( Masalah buat eloh ). Padahal dia hanya menjawab pertanyaan yang sebelumnya ditanyakan ke dia, lalu dia bertanya balik tentang dimana tempat bekerja. Lalu diteruskan dengan "yaudah delete aja contact w".
     Bener-bener aneh tuh orang, secara baru saja dia mengenal lalu ada pesan dari orang itu dan baru membalas pesan dari orang itu 1 kali, tapi udah direspon begitu. Tapi yasudahlah, dia coba membiarkan saja tuh orang mau ngomong apa lagi selanjutnya. Entah itu bener atau becandaan dari teman kantor, tapi dia cukup bertindak dengan diam dan berusaha berpikir positif. Karena memang dia sudah agak lelah dengan hari ini.
     Malam ini dia tidur pun lebih cepat. Biar dia bisa cepat lupain banyak kejadian yang bikin panas hati, yang sepenggalnya diceritain diatas.


( Rabu, 16 April 2014. )
     Makin lebih berat sepertinya untuk dia hari ini. Mimpi apa semalem dia, sampai-sampai dirumah bahkan ditempat kerja kayaknya ada saja orang yang bikin panas hati. Benar-benar dia lagi di uji kesabarannya, karena memang dia berniat untuk memperbaiki diri dengan salah satunya untuk tidak mau menggunakan emosi saat sedang kesal atau mengalami kejadian yang tidak mengenakan. Seperti dikantornya saat ini dan kejadiannya mirip seperti kemarin, disangka gak kerja padahal lagi nungguin download-an data dari server yang bejibun banyaknya. Lalu teman sekantornya bertanya sudah sampai mana pekerjaan dia saat itu. Dia pun menjawab dengan apa adanya, kalau memang kerjaan itu memang belom selesai jika terus menggunakan cara manual dan jadi memakan waktu yang lama. Entah lagi sensitif atau sedang galau, mendadak teman kantornya itu agak marah, dengan memberitahu bahwa teman kantornya itu gak suka dengan cara dia yang selalu ngasih alasan jika lagi ditanya.
     Sempat agak sedikit kepancing emosi dia saat itu, mendengar perkataan temannya yang main asal menuduh begitu saja. Padahal jelas-jelas teman kantornya itu duduk disebelah dia dan melihat apa yang dia kerjakan. Tetapi dia cukup bilang "Yasudah, terserah saja" kemudian diam dan ngga mau memperpanjang masalah itu. Dia pun mencoba selalu ingat akan niatnya, untuk tidak menggunakan emosi pada saat keadaan memanas.
     Setelah kejadian itu, hingga sepulangnya dia dari kerja, teman kantornya hanya diam, gak berkata apapun sama dia.


( Kamis, 17 April 2014. )
     Di kantor, entah teman kantornya masih kebawa masalah yang kemarin atau memang lagi sensitif, dia masih didiamkan oleh temannya itu. Tapi tetap dia membiarkannya dan ngga mau ambil pusing karena masalah itu. Dan tetap fokus mikirin cara bagaimana biar bisa cepat menyelesaikan pekerjaannya.
     Siangnya dia dikontak teman sekolahnya, tetapi teman sekolahnya ini bukan yang berhubungan dengan si pria Jepang. Namanya Mutiara, bisa dibilang, Mutiara itu teman bolosnya sewaktu masa sekolah. Sudah lumayan lama si Mutiara gak "beredar" alias gak pernah ada kabar semenjak lulus SMA. Terhitung kurang lebih hampir tujuh tahun dari sewaktu kelulusan SMA sampai hari ini. Mutiara menghubungi dia awalnya dari Facebook, kemudian tukeran pin Blackberry Messenger (BBM), jadi akhirnya mereka komunikasi via BBM saat ini. Mereka berdua ngobrol banyak di BBM, dan Mutiara pun bercerita, kalau si Mutiara kangen ingin ketemu dan kumpul-kumpul lagi sama teman-teman SMA. Tetapi memang sulit dapetin waktu untuk bertemu atau kumpul-kumpul, secara teman-teman sekolah yang lain ada yang sibuk kerja dan ada yang sibuk dengan kuliah juga. Tak terasa waktu menunjukan pukul 17.00, dia pun memberitahu Mutiara untuk ngobrolnya dilanjut nanti lagi setelah dia sampai dirumah.
     Sesampainya dirumah dia istirahat sejenak, sambil ditemani secangkir kopi sambil duduk dijendela kamarnya. Hal yang dia sukai setelah seharian beraktifitas. Tak lama pun handphonenya berbunyi karena ada pesan BBM yang masuk dari Mutiara buat ngelanjut obrolan yang tadi siang.
" Lagi sante aja lo dirumah?"
"Iyah... ni lagi santai aja"
" Abis bingung mau ngapain..
Yah sambil ngopi, sambil nulis nuangin ide2 juga nih di note. Hehe :P" Jawab dia.
" Huemm wah asik intip-intip dongggg" seru Mutiara.
" Masih banyak yang kepending, blom dipublish lagi. Nanti aja sekalian di publishnya.. hehe","Paling si buncis doank yang komen di cerita yang udah dipublish".

Mutiara pun menjawab dengan agak sedikit meledek..
"Lo sama dia yakk? Hahahaha"
"Haduhh ngga.. mank dia suka curhat tentang cowonya yang sekarang. Jadi yah w buat tulisan aja.. nyahahaha" Lalu dia pun menjelaskan lebih lanjut tentang hal itu.
" Klo w mah, lagi belom minat buat itu, coz ngerasa takut w. Hehehe :P ".
Mutiara pun mungkin agak sedikit penasaran, lalu bertanya lagi.
"Takut apa tapi lo bang?" Tanya Mutiara.
"Banyak hal sih yang buat w takut..
Salah satunya, yah w ngga mau nantinya, si cewe malah berharap terlalu banyak dari w. Kasian waktunya jadi malah terbuang sia-sia lagi.
Jadi untuk saat ini, rasa ingin w kalah sama rasa takut w.. hehe"
"Secara.. I'm still zero.. :p"
Sedikit dia memberitahukan alasannya.
"juaraaaaa" sahut Mutiara.
"Wleee... Boro.. klo juara mah udah melanglang buana ke mana-mana n' udh jauh terbang.."
"Heummm apa hubungannya melanglang buana sama jauh terbang? Yg terbang dan melanglang kan pikiran, perasaan, sama gagasan-gagasannya, itu juga juara buat gua." Mutiara menjelaskan dari sudut pandangnya.
"Yah tapi sedikit orang di jaman sekarang melihat isi. Keseringan ngeliat luar aja. Sering bnyak kan liat di sosmed, mejeng dngan barang ini itu dan mereka bangga. Dari situ w mending jadi orang asing sekarang.","Sedikit juga w ngeliat orang di jaman sekarang yang bener-bener tulus membantu" Jawab dia. Kemudian Mutiara melanjutkan dengan memberitahukan harapan dia juga.
"Jangan bosen-bosen ya,, kan sama-sama temen,,jangn bosen-bosen kalo gua da salah sikap atau apapun yg menurut lo gak enak, di tegor aja, sama-sama kasih tau,,jangan sampe jadi yg lalai apalagi yg terus-terusan salah,,karna kadang kita biasa aja, gak tau apa atau dimana salah kita tapi orang lain tau dan moga-moga jauh diri dari sifat iri dengki,,dan jauh-jauh dari sifat sombong dan menyakiti orang lain dengan sikap, tindak, dan sifat. Aamiin.."

     Itulah obrolan singkat mereka berdua. Ada serunya ngobrol lagi sama teman sekolah yang sudah lama gak ketemu. Dia juga jadi ngedapetin hal baru dari obrolan ini. Walau sempat obrolannya mendadak berubah haluan dari becanda-becanda sampai tiba-tiba ke obrolan serius. Tapi dia sudah cukup terhibur dari suasana dikantor dan hari ini yang masih bikin mumet kepalanya. Semoga aja, bisa terus ngobrol dan tukar pikiran kedepannya.


( Jum'at, 18 April 2014. )
     Kalau di kalender sih, hari ini tanggal merah, yang berarti harusnya libur tetapi hari ini dia harus lembur kerja. Gak kenapa-kenapa buat dia, karena dikantor agak sepi ditambah teman kantornya yang sensitif itu lagi ke kantor cabang yang diluar kota.

Tenang.....

     Disiang harinya setelah isitirahat, dia di hubungi teman sekolahnya. Kali ini, teman sekolahnya yang berhubungan dengan si pria Jepang. Yah seperti biasa, temannya curhat tentang si pria Jepang dan rencananya itu. Temannya ini bercerita kalo nanti mau ambil cuti bulan depan, untuk ke kantor imigrasi membuat passport. Dia sempat kaget karena cerita temannya itu, walaupun dia tahu kalau teman sekolahnya ini ingin ke Jepang, tapi secepat itukah langsung ingin buat passport bulan depan.
     Temannya pun menjelaskan rencana dia itu buat passport bulan depan, karena memang temannya ini ingin mencicil semua persiapan dan bukan tahun ini juga terbang ke Jepang-nya. Lalu temannya bercerita tentang ibu dan keluarganya yang mendukung rencana ke Jepang itu. Si ibu juga sudah tahu tentang kedekatan temannya itu dengan pria Jepang. Hubungan temannya dengan si pria Jepang ini juga semakin dekat.
     Senang mendengar cerita dari teman sekolahnya ini dengan si pria Jepang dan semoga diakhir ceritanya nanti berakhir bagus..

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

     Hufftt.. Cape juga, tapi akhirnya selesai juga buat cerita 7 hari jadi 1. Biar singkat ceritanya, mudah-mudahan tetep bisa continue terus. Hitung-hitung buat seru-seruan. (^_^)/

Thursday, April 24, 2014

Jika Esok Tak Pernah Datang



Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya kulihat dirimu terlelap tidur, Aku akan menyelimutimu dengan lebih rapat dan berdoa kepada Tuhan agar menjaga jiwamu.

Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya kulihat dirimu melangkah keluar pintu, Aku akan memelukmu erat dan menciummu dan memanggilmu kembali untuk melakukannya sekali lagi.

Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya kudengar suaramu memuji, Aku akan merekam setiap kata dan tindakan dan memutarnya lagi sepanjang sisa hariku.

Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya, aku akan meluangkan waktu ekstra satu atau dua menit, Untuk berhenti dan mengatakan “Aku mencintaimu” dan bukannya menganggap kau sudah tahu.

Jadi untuk berjaga-jaga seandainya esok tak pernah datang dan hanya hari inilah yang kupunya,  Aku ingin mengatakan betapa aku sangat mencintaimu dan kuharap kita takkan pernah lupa.

Esok tak dijanjikan kepada siapa pun, baik tua maupun muda. Dan hari ini mungkin kesempatan terakhirmu untuk memeluk erat orang tersayangmu.

Jadi, bila kau sedang menantikan esok, mengapa tidak melakukannya sekarang?

Karena bila esok tak pernah datang, kau pasti akan menyesali hari.

Saat kau tidak meluangkan waktu untuk memberikan sebuah senyuman, pelukan atau ciuman. Dan saat kau terlalu sibuk untuk memberi seorang yang ternyata merupakan permintaan terakhir mereka.

Jadi, dekap erat orang-orang tersayangmu hari ini dan bisikkan di telinga mereka, bahwa kau sangat mencintai mereka dan kau akan selalu menyayangi mereka.

Luangkan waktu untuk mengatakan “Aku menyesal”, “Maafkan aku”, Terima kasih”, atau “aku tidak apa-apa”

Dan bila esok tak pernah datang, kau takkan menyesali hari ini.






[Norma Cornett Marek ~ 1989]

Wednesday, April 23, 2014

Air Mata Seorang Lelaki



Cewek : Mas, saya mau ngomong sesuatu.

Cowok : Ya, silakan mau ngomong apa?

Cewek : Mantan aku datang padaku, dia minta balikan..!

Cowok : Hah? Lalu apakah kau masih mencintainya?

Cewek : Entahlah, tapi dia datang lebih dulu darimu mas. Menurut mas, apa yang harus aku lakukan?

Cowok : Kalau kau masih sayang sama dia, pergilah padanya!

Cewek : Mas tidak cemburu? Mas tidak marah?

Cowok : (Menunduk dengan suara lemah) Buat apa aku marah, mungkin dia bisa menjaga kamu lebih baik dariku. Aku tahu, kalau memang benar kau mencintaiku, tak akan mungkin kau tega berpaling dariku. *setetes air mata pun jatuh membasahi pipi*

Cewek : (Terdiam, terpaku dengan kata-kata kekasihnya) Mas. dengarkan aku, pandanglah aku..! Aku tak inginkan yang lain, aku janji akan menjaga cinta kita berdua, aku takkan pernah meninggalkanmu demi laki-laki lain. *lalu menyeka air mata kekasihnya*






Janganlah menguji tahap kecemburuan seorang lelaki, karena cemburunya akan terpendam hingga meneteskan air mata. Air mata bagi lelaki sangatlah berarti, lelaki akan terasa mati jika hatinya dilukai dan tak dihargai.

Kisah Seorang Gadis Buta

     Pada suatu hari ada seorang gadis buta yg sangat membenci dirinya sendiri. Karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya.

     Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi gadisnya itu kalau gadisnya itu sudah bisa melihat dunia.

     Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada gadisnya itu, yang hingga akhirnya gadis itu bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya itu.

     Kekasihnya bertanya kepada gadisnya itu, ”Sayaaaang, sekarang kamu sudah bisa melihat dunia. Apakah engkau mau menikah denganku?” Gadis itu pun terguncang, karena saat sudah bisa melihat, kekasihnya itu ternyata buta. Dan gadis itu menolak untuk menikahi si pria kekasih-nya itu yang selama ini sudah sangat setia sekali mendampingi hidupnya selama si gadis itu buta matanya.

     Dan akhirnya gadis itu pun pergi meninggalkan kekasihnya, karena kenyataan pahit yang dilihat setelah gadis itu sembuh dari butanya. Lalu si Pria kekasihnya itu, dengan meneteskan air mata, kemudian menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadisnya itu, dan meminta temannya untuk menyampaikan surat itu kepada si gadis. “Sayangku, tolong engkau jaga baik-baik ke-2 mata yg telah aku berikan kepadamu.”

     Gadis itu menangis dan menyadari kebodohannya, betapa besar pengorbanan kekasihnya selama ini, tetapi kekasihnya pun telah pergi dengan luka yang terbentuk dihati.





Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.

Ketika Aku Tua



"Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula.
Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku."


"Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu."

"Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku."

"Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur."

"Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku.
Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi?"


"Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tekhnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku.
Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap “mengapa” darimu."


"Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku.
Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil."


"Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat.
Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas."


"Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.
Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan."


"Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku."

"Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur"


Dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.

Tuesday, April 22, 2014

Bangau Kertas

     Sekali waktu, pernah ada seorang pria yang sangat mencintai seorang gadis. Pria ini sangat romantis, melipat 1000 kertas bangau sebagai hadiah kepada gadis itu. Meskipun, pada saat itu ia hanya seorang eksekutif di perusahaan kecil, masa depannya tampak tidak terlalu cerah, walaupun begitu mereka sangat bahagia bersama. Hingga suatu hari, gadis itu mengatakan kepadanya ia akan pergi ke Paris dan tidak akan pernah kembali.

     Dia juga mengatakan bahwa, dia tidak bisa membayangkan masa depan apapun untuk mereka berdua, lalu gadis itu mengatakan “mari kita jalani kehidupan masing-masing dan berpisah", pria pun itu setuju walau sebenarnya berat untuk dirinya berpisah dengan gadis yang dia cintai. Si pria sempat kehilangan kepercayaan dirinya perpisahan ini. Waktu pun berlalu dan akhirnya kepercayaan diri si pria kembali, ia bekerja keras siang dan malam hari.

     Akhirnya dengan semua kerja keras dan dengan bantuan teman-teman, orang ini telah mendirikan perusahaannya sendiri …
“Kamu tidak pernah gagal sampai Kamu berhenti berusaha.” dia selalu berkata pada dirinya sendiri. “Aku harus berhasil dalam hidup!”
Suatu hari sedang hujan, sedangkan pria ini mengemudi, ia melihat sepasang orangtua berbagi payung dalam hujan berjalan ke tujuan tertentu. Bahkan dengan berpayungpun, orangtua itu masih basah kuyup. Tidak butuh waktu lama, dia menyadari mereka adalah orangtua mantan pacarnya yang pergi ke Perancis.

     Dalam hatinya pria itu ingin mereka untuk melihat dia dalam sedan mewah itu. Dia ingin mereka tahu bahwa ia tidak sama lagi. Dia telah memiliki perusahaan sendiri, mobil, kondominium, dll.

     Dia telah berhasil dalam hidup! Sebelum pria itu menyadari, pasangan itu berjalan ke arah kuburan, dan ia keluar dari mobilnya dan mengikuti mereka … dan dia melihat mantan pacarnya, foto-nya tersenyum manis seperti biasa kepadanya dari batu nisannya .. . dan ia melihat kertas bangau yang pernah dibuatnya dalam botol ditempatkan di samping makam sang gadis.

   Orangtua nya melihat kepada pria itu. Pria itu berjalan mendekat dan bertanya mengapa ini bisa terjadi. Mereka menjelaskan, gadis itu tidak meninggalkan Perancis sama sekali. Dia terserang kanker. Di dalam hatinya, ia percaya bahwa ia akan berhasil suatu hari nanti, tapi dia tidak ingin sakitnya menjadi penghalangnya … karena itu dia memilih untuk meninggalkan dia. Dia ingin orang tuanya untuk menempatkan kertas bangau itu di sampingnya, karena, jika hari itu datang ketika nasib membawa pria itu lagi padanya, maka dia bisa mengambil beberapa dari Bangau Kertas tersebut kembali dengannya.

Cara Orang Jepang Menyatakan Cinta

     Cinta, setiap hari mendengar kata-kata cinta, sungguh tak ada pernah ada bosannya. Karena dengan cinta, hidup menjadi lebih seimbang dan bahagia. Cinta sudah merebak keseluruh lapisan masyarakat, mulai anak PAUD pun kini sudah mengenal cinta dengan lawan jenisnya, mungkin itu karena adanya pengaruh lingkungan ataupun pengaruh media.

     Ada cara masing-masing dari setiap orang ketika pertama kali jatuh hati, ia akan mencari cara yang terbaik untuk menyatakan cintanya kepada orang yag dituju, tiada lain agar cintanya itu diterima. Cara yang paling umum menyatakan cinta adalah disertai dengan memberikan suatu hadiah ataupun surat cinta, dan berusaha semaksimal mungkin untuk menciptakan keromantisan agar ketenangan, kenyamanan dan kebahagiaan dapat dirasakan oleh orang yang dicintainya itu.

     Sebenarnya menyatakan cinta itu gampang-gampang sulit, dikatakan gampang bila orang yang jatuh cinta itu sudah punya keberanian yang bagus, namun dikatakan sulit jika yang jatuh hati adalah orang yang pemalu. Kesimpuannya ya itu tadi, menyatakan cinta gampang-gampang susah tergantung dari masing-masing.

     Namun ternyata, bila dibandingkan dengan di Jepang, cara orang jepang menyatakan cinta jauh lebih sulit dan ribet ketimbang cara mrnyatakan cinta orang Indonesia. Mau tau? Ikutin teruss ..

     Pernyataan cinta di Jepang dibandingkan dengan negara-negara lain itu sangat minim, dan hampir sedikit kata-kata cinta ada pada percakapan sehari-hari, hal ini justru bukan karena orang Jepang tidak menghargai kata-kata cinta, malah sebaiknya, kata-kata cinta atau ungkapan cinta di Jepang merupakan suatu hal yang besar serta orang Jepang lebih pemalu daripada orang barat. Perlu Anda ketahui, ada beberapa keunikan orang jepang dalam menyatakan cinta:

1. Penggunaan kata Aishiteru

Aishiteru yang berarti aku mencintaimu, adalah kata-kata cinta yang tidak boleh dipergunakan selain dari acara resmi.

2. Ucapan Cinta Harus Berbeda

Di Negara kita, mungkin yang paling umum dikatakan oleh orang yang jatuh cinta adalah aku suka kamu, atau aku cinta kamu ketika pertama kali digunakan untuk mengungkapkan kata cinta pertamanya. Namun di Jepang, ucapan cinta laki-laki dan wanita harus berbeda, lelaki yang mengatakan jatuh cinta atau cinta kamu harus menggunakan kalimat "Aishiteu Yo" sedangkan perempuan lebih sering mengucapkan kata cinta dengan kalimat "Aishiteru Wa."

3. Ada Kata Cinta Untuk Umum

Begitu banyaknya kalimat cinta, ada kata-kata yang digunakan untuk umum yaitu "Daisuki." Ucapan cinta untuk sesama yang lain.

4. Cara Pengucapannya

Ternyata, cara mengucapkan cinta di Jepang harus punya aturan, mengucapkannya tidak boleh santai, dan pitc kontrolnya harus jelas, atau fase kosakata yang diucapkan harus benar. Hal ini ditekankan karena orang Jepang tidak main-main menggunakan kata-kata cinta. Wah, jika begitu, kalah dong orang yang ingin menjadi bintangnya Indonesian Idol .. hehehhe.

5. Ada tingkatannya

Maksudnya adalah, orang Jepang harus mencari kosakata yang pas dalam mengungkapkan cintanya. Disana, ucapan cinta "Kimi Wa Ai Shiteru" adalah ucapan yang harus diucapkan jika keduanya benar-benar serius, biasanya adalah ucapan cinta untuk mengajak kepelaminan atau menikah. Jika salah satu dari keduanya masih ada yang belum serius dengan komitmen yang akan dijalin nantinya, maka kata-kata ucapan cinta yang harus digunakan bukan itu lagi, melainkan diganti dengan kata-kata "Taisetu."

Nah? setelah mengetahui Cara Orang Jepang Menyatakan Cinta, pastilah kita akan berpikir memang benar-benar ribet. hehehe, tidak semudah yang kita lakukan disini, bahkan setiap hari kata-kata cinta terus-terusan ada, baik di facebook, twitter dan media social lainnya. Maka dari itu, ada pelajaran yang harus dipetik dari orang jepang, yaitu:

"Ucapkanlah cinta kepada orang yang tepat, karena bila salah dalam mengucapkannya akan berdampak sakit hati yang luar biasa nantinya, ada cara lain agar tak sakit hati, yaitu meyakinkan diri terlebih dahulu sebelum benar-benar melepaskan panah cinta ke hati orang yang dituju"




N.B : Bener banget, Teman ku Takayama Chiaki atau Aki chan dari Niigata, Jepang. Dia bilang : 'Mostly Japanese man don't say "i love you" because its not easy to say "i love you" ("Kebanyakan pria-pria Jepang tidak mengatakan "Aku Cinta Kamu", Karena tidaklah mudah untuk mengucapkan "Aku Cinta Kamu")

Cinta Sepasang Cicak


     Ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokan tembok. Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong di antara tembok yang terbuat dari kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor cicak terperangkap diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah surat. Dia merasa kasihan sekaligus penasaran.

     Lalu ketika dia mengecek surat itu, ternyata surat tersebut telah ada disitu 5 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun. Apa yang terjadi? Bagaimana cicak itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 5 tahun? Dalam keadaan gelap selama 5 tahun, tanpa bergerak sedikit pun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal. Orang itu lalu berpikir, bagaimana cicak itu dapat bertahan hidup selama 5 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada surat itu! Bagaimana dia makan?
     Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan cicak itu. Apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. Kemudian, tidak tahu dari mana datangnya, seekor cicak lain muncul dengan makanan di mulutnya..aahhh! Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor cicak lain yang selalu memperhatikan cicak yang terperangkap itu selama 5 tahun.
   
     Sungguh ini sebuah cinta, cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor cicak itu. apa yang dapat dilakukan oleh cinta? Tentu saja sebuah keajaiban. Bayangkan, cicak itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 5 tahun.
     Bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan. Apakah kita bisa menjadi lebih baik dari seekor cicak ?

Maafkan Saya... ( Kisah Seorang Polantas )

     Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau. Alex segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu perempatan di situ cukup padat, sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama. Kebetulan jalan di depannya agak lengang. Lampu berganti kuning. Hati Alex berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala.Alex bimbang, haruskah ia berhenti atau terus saja. “Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak,” pikirnya sambil terus melaju.

Priiiiit……..!

     Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Alex menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing. Hey, itu kan Sobari, teman mainnya semasa SMA dulu.
Hati Alex agak lega. Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.
“Hai, Sob. Senang sekali ketemu kamu lagi!”
“Hai, Lex.” Tanpa senyum.
“Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri saya sedang menunggu di rumah.”
“Oh ya?”
Tampaknya Sobari agak ragu. Nah, bagus kalau begitu.
“Sob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh terlambat, dong.”
“Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini.”
Oooo, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Alex harus ganti strategi.

“Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala.”
Aha, terkadang berdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.
“Ayo dong Lex. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIM-mu.”
Dengan ketus Alex menyerahkan SIM, lalu masuk ke dalam kendaraan dan menutup kaca jendelanya. Sementara Sobari menulis sesuatu di buku tilangnya.
     Beberapa saat kemudian Sobari mengetuk kaca jendela. Alex memandangi wajah Sobari dengan penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela itu sedikit. Ah, lima centi sudah cukup untuk memasukkan surat tilang.
     Tanpa berkata-kata Sobari kembali ke posnya. Alex mengambil surat tilang yang diselipkan Sobari di sela-sela kaca jendela. Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru Alex membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Sobari.

“Halo Alex, Tahukah kamu Lex, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah. Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 tahun. Begitu bebas, ia bisa bertemu dan memeluk anak-anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk. Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan aku Lex. Doakan agar permohonan kami terkabulkan. Berhati-hatilah. (Salam, Sobari)”.

     Alex terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Sobari. Namun, Sobari sudah meninggalkan pos jaganya entah ke mana. Sepanjang jalan pulang ia mengemudi perlahan dengan hati tak menentu sambil berharap kesalahannya dimaafkan… ….

     Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati.

Monday, April 21, 2014

Ayahku Melihat Dari Atas

     Ada sebuah cerita mengenai seorang anak laki-laki yang secara rutin mengikuti latihan sepakbola di sekolahnya. Oleh karena kemampuan bermainnya belum memadai, selama ini dia belum pernah diikutsertakan dalam pertandingan. Sementara berlatih anak ini selalu ditemani oleh ayahnya yang duduk menunggu di pojok lapangan.
   
     Pertandingan besar segera dimulai dan berlangsung selama empat hari, Anak laki-laki ini tidak muncul untuk latihan selama perempat dan semifina. Dia muncul pas saat final dan menghampiri pelatihnya serta berkata, "Pelatih, selama ini saya hanya latihan dan tidak pernah diizinkan untuk bertanding." Pelatihnya lalu menjawab, "Maaf, saya tidak dapat mengizinkan kamu bermain di pertandingan final ini. Masih banyak yang lebih baik dari kamu. Dan kita harus menjaga reputasi klub ini." Anak laki-laki ini kembali memohon dengan berkata, "Saya tidak akan mengecewakan Bapak, saya akan bermain sebaik mungkin. Mohon beri saya kesempatan kali ini saja." Dengan terpaksa sang pelatih akhirnya memberi kesempatan.

     Ketika pertandingan dimulai, anak ini ternyata mampu bermain dengan sangat luar biasa. Beberapa kali bola yang dioper padanya dapat ditembakkan ke gawang lawan dan mencetak banyak gol. Semua orang kagum dengan penampilannya. Saat pertandingan usai, pelatihnya segera menghampirinya dan berkata, "Saya tidak pernah melihat kamu bermain sebaik ini, apa yang membuat kamu menjadi seperti tadi? Anak ini menjawab, "Karena hari ini Ayah saya menyaksikan saya bertanding." Pelatih tersebut berpaling dan melihat ke arah pojok tempat biasa ayah anak laki-laki itu duduk, dan ternyata tempat itu kosong. Anak itu berkata pada pelatihnya, "Saya tidak pernah memberi tahu selama ini bahwa ayah saya BUTA, dan empat hari yang lalu dia MENINGGAL dan ini hari yang pertama dia dapat MELIHAT saya bermain bola dari atas".


1.Seorang ayah selalu ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun, dan selalu membutuhkan kehadirannya.

2.Seorang ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.

3.Ayah tidak selalu ada di album foto keluarga, karena dia yang memotret.

4.Ayahlah yang paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.

5.Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika engkau tak mampu melihatnya.

Saturday, April 19, 2014

Mandikan Aku Ibu

     Karena aku sering melihat banyak di berita bahkan sosial media, tentang sikap-sikap "Pragmatisme"( Sebuah konsep, dimana manusia yang mempunyai konsep ini hanya berfikir tentang bagaimana memenuhi kepentingan-kepentingan pribadinya sehingga sosialisme pun memudar. Yang bisa dihubungkan dengan sikap anti-sosial atau individualis ), yang semakin lama semakin mengakar dan menyebar luas. Aku jadi teringat sebuah kisah yang akan aku bagi di bawah ini.



    Rani, sebut saja begitu namanya. Kawan kuliah ini berotak cemerlang. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not the best,'' katanya selalu, mengutip seorang mantan presiden Amerika. Ketika Universitas mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht, Belanda, Rani termasuk salah satunya. Saya lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran. Berikutnya, Rani mendapat pendamping yang ''selevel'', sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi. Alifya, buah cinta mereka, lahir ketika Rani diangkat sebagai staf diplomat, bertepatan dengan tuntasnya suami dia meraih PhD. Lengkaplah kebahagiaan mereka. Konon, na mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah ''alif'' dan huruf terakhir ''ya'', jadilah nama yang enak didengar: Alifya. Saya tak sempat mengira, apa mereka bermaksud menjadikannya sebagai anak yang pertama dan terakhir.
     Ketika Alif, panggilan puteranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila. Bak garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain. Setulusnya saya pernah bertanya, ''Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal?'' Dengan sigap Rani menjawab, ''Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya. Everything is OK!'' Ucapannya itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter mahal. Rani tinggal mengontrol jadwal Alif lewat telepon. Alif tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas dan gampang mengerti. Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang kehebatan ibu-bapaknya. Tentang gelar dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang banyak. ''Contohlah ayah-bunda Alif, kalau Alif besar nanti.'' Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.
     Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau dia minta adik. Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Rani dan suaminya kembali menagih pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini ''memahami'' orang tuanya. Buktinya, kata Rani, ia tak lagi merengek minta adik. Alif, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Bahkan, tutur Rani, Alif selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Rani menyapanya ''malaikat kecilku''. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam, saya iri pada keluarga ini.
     Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby sitter. ''Alif ingin Bunda mandikan,'' ujarnya penuh harap. Karuan saja Rani, yang detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, gusar. Ia menampik permintaan Alif sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Alif agar mau mandi dengan Tante Mien, baby sitter-nya. Lagi-lagi, Alif dengan pengertian menurut, meski wajahnya cemberut. Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan. ''Bunda, mandikan aku!'' kian lama suara Alif penuh tekanan. Toh, Rani dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Alif sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Alif bisa ditinggal juga.
     Sampai suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter. ''Bu dokter, Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency.'' Setengah terbang, saya ngebut ke UGD. Tapi sudah terlambat. Allah swt sudah punya rencana lain. Alif, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh-Nya. Rani, ketika diberi tahu soal Alif, sedang meresmikan kantor barunya. Ia shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan putranya. Setelah pekan lalu Alif mulai menuntut, Rani memang menyimpan komitmen untuk suatu saat memandikan anaknya sendiri. Dan siang itu, janji Rani terwujud, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. ''Ini Bunda Lif, Bunda mandikan Alif,'' ucapnya lirih, di tengah jamaah yang sunyi. Satu persatu rekan Rani menyingkir dari sampingnya, berusaha menyembunyikan tangis.
     Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung di sisi pusara. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu, berkata, ''Ini sudah takdir, ya kan . Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya, ya dia pergi juga kan ?'' Saya diam saja. Rasanya Rani memang tak perlu hiburan dari orang lain. Suaminya mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pias, tatapannya kosong. ''Ini konsekuensi sebuah pilihan,'' lanjut Rani, tetap mencoba tegar dan kuat. Hening sejenak. Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja. Tiba-tiba Rani berlutut. ''Aku ibunyaaa!'' serunya histeris, lantas tergugu hebat. Rasanya baru kali ini saya menyaksikan Rani menangis, lebih-lebih tangisan yang meledak. ''Bangunlah Lif, Bunda mau mandikan Alif. Beri kesempatan Bunda sekali saja Lif. Sekali saja, Aliiif..'' Rani merintih mengiba-iba. Detik berikutnya, ia menubruk pusara dan tertelungkup di atasnya. Air matanya membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Alif. Senja pun makin tua.



-- Nasi sudah menjadi bubur, sesal tidak lagi menolong.
-- Hal yang nampaknya sepele sering kali menimbulkan sesal dan kehilangan yang amat sangat.
-- Sering kali orang sibuk 'diluaran', asik dengan dunianya dan ambisinya sendiri tidak mengabaikan orang2 di dekatnya yang disayanginya. Akan masih ada waktu 'nanti' buat mereka jadi abaikan saja dulu.
-- Sering kali orang takabur dan merasa yakin bahwa pengertian dan kasih sayang yang diterimanya tidak akan hilang. Merasa mereka akan mengerti karena mereka menyayanginya dan tetap akan ada.

     Semoga ada manfaat, makna, dan hikmah yang bisa diambil para pembaca dari kisah diatas.

Thursday, April 17, 2014

Definisi Kaya dan Miskin


     Suatu ketika seorang ayah dari keluarga kaya raya, bermaksud untuk memberi pelajaran, bagaimana kehidupan orang miskin kepada anaknya. Sang ayah pun mengajak anaknya untuk menginap beberapa hari di rumah sebuah keluarga petani yang miskin di sebuah dusun di tepi hutan.

     Dalam beberapa hari itu, si anak mengikuti dan melihat semua kegiatan yang dilakukan oleh keluarga petani tersebut dan si ayah hanya memerhatikan si anak dari kejauhan, hingga tiba waktunya si anak untuk pulang. Dalam perjalanan pulang,sang ayah coba bertanya pada anaknya.
"Bagaimana perjalanan kita?" Tanya si Ayah.
Jawab sang Anak, "Oh sangat menarik ayah."
"Kamu melihat bagaimana orang miskin hidup?" Sang ayah bertanya lagi.
"Ya ayah", sahut sang anak.
"Jadi, apa yang dapat kamu pelajari dari perjalanan kita ini?" Tanya sang ayah.
Sang anak menjawab, "Yang saya pelajari kita memiliki satu anjing untuk menjaga rumah kita, tapi mereka punya empat anjing untuk berburu. Kita punya kolam renang kecil di taman, tapi mereka punya sungai yang tiada batas… Kita punya lampu untuk menerangi taman kita, tapi mereka punya bintang yang bersinar di malam hari. Kita memiliki lahan yang kecil untuk hidup, tapi mereka hidup bersama alam. Kita punya pembantu untuk melayani kita, tapi mereka hidup untuk melayani orang lain. Kita punya pagar yang tinggi untuk melindungi kita, tapi mereka punya banyak teman yang saling melindungi".

     Sang ayah tercengang diam mendengar jawaban anaknya. Lalu sang anak melanjutkan,
"Terima kasih ayah, karena ayah telah menunjukkan betapa miskinnya kita".

Bukankah ini suatu sudut pandang yang menakjubkan?
Bersyukurlah dengan apa yang telah kita miliki, dan jangan pernah risau dengan apa yang tidak kita miliki. Bersyukurlah walau sekecil apapun rezeki yang kita peroleh.

Tuesday, April 15, 2014

Bila Saja Ibu Boleh Memilih, Nak...

Anakku...
Bila saja ibu boleh memilih

Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu?
Maka ibu akan memilih mengandungmu nak..

Karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah.

Sembilan bulan nak...
Engkau hidup di perut ibu,
Engkau ikut kemanapun ibu pergi,
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan,
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata.

Anakku...
Bila saja ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu?
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu.
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu..
Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga.
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan..
Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua..
Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit,
Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun..

Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia..
Saat itulah...
Saat paling membahagiakan untuk ibu.
Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita,
Rasulullah di telinga mungilmu.

Anakku...
Bila saja ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga..
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan..

Anakku...
Bila saja ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat, atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle,
Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu

Tetapi anakku...
Hidup memang pilihan...
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana,
Maka maafkanlah nak...
Maafkan ibu...
Maafkan ibu...
Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita,
Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang.

Percayalah nak...
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu.
Percayalah nak...
Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu...

Monday, April 14, 2014

Hari Ini Kisah Cinta



( Jum'at, 11 April 2014. )
     Mungkin hari ini dia mendapatkan banyak cerita dan lihat banyak hal yang menurut dia lucu. Lucu, karena entah kenapa dihari ini dia lihat di Blackberry Messenger, Twitter, Facebook, dan social media lainnya bahkan mendengar langsung dari cerita temannya, pokoknya di hari ini tema-nya semua tentang kisah percintaan.
     Banyak cerita cinta di hari ini, tapi kita ambil sedikit. Kita mulai dari cerita pertama yang dia dapatkan dari teman sekantornya. Temannya itu seorang perempuan, dimana lagi galau mencari pasangan hidup, bahkan dia terbilang bosan dengar cerita dari temannya itu yang selalu ngomong "Kapan yah giliran gue nikah?" Jika sedang mendapatkan undangan perkawinan. Tapi kali ini entah kenapa dia melihat temannya itu di hari ini mukanya keliatan berbinar-binar. Dia coba buat diam aja dan tidak menghiraukan kenapa temannya terlihat begitu dan berpikir nanti juga pasti temannya itu cerita sama dia. Dan benar saja dugaan dia, akhirnya temannya pun cerita kenapa dia terasa senang banget hari ini.
     Berawal dari temannya itu yang dikenalin dengan seorang pria oleh atasan mereka. Tapi pria itu bertugas diluar kota dan temannya itu hanya komunikasi via BBM ( Blackberry Messenger ) dengan pria itu. Seiring dengan komunikasi yang sering mereka berdua lakukan, sekarang mereka berdua jadi akrab. Dan temannya itu selalu mencari tahu informasi tentang pria itu dengan cara "stalking" Facebook-nya si pria dan bertanya dengan rekan-rekan lainnya yang sedang bertugas bareng dengan pria itu. Dan akhirnya pada hari ini temannya itu merasakan senang dikarenakan temannya ini entah kenapa merasa nyaman dengan si pria, bahkan mengatakan kalau di berusaha yakin dengan si pria ini.
     Dia pun tersenyum dan ikut senang dengan cerita yang dituturkan oleh temannya itu. Yah mungkin ada sedikit rasa syukur, jadi dia ga terlalu sering dengar cerita-cerita galau lagi dari temannya itu. Dan dia pun berdoa semoga aja cerita itu terus bertahan dan lanjutan cerita ini menjadi sebuah cerita indah kedepannya..

     Di siang harinya, dia iseng mau lihat-lihat ada apa di sosial media hari ini. Dan ternyata 90% di berbagai jenis sosial media siang itu isinya kebanyakan kata-kata dan gambar-gambar tulisan tentang rasa sayang, kerinduan, dan harapan terhadap kekasihnya masing-masing. Dia pun tersenyum melihat itu semua, dan sedikit bertanya-tanya dalam benaknya, "Apa ini kebetulan atau hari apa sih emangnya hari ini? Kok bisa serentak begini semua yah isinya? ^_^", tapi menurut dia tak apalah isinya semua tentang cinta dari pada isinya yang ga jelas melulu.
     
     Sekarang kita lanjut dengan cerita yang kedua, dimana hari sudah menjelang sore hari dan pada saat itu dia chatting dengan teman sekolahnya via "Hangouts". Awalnya sih dia hanya ngobrol-ngobrol biasa saja dengan teman sekolahnya itu sampai akhirnya obrolan teman sekolahnya ini pindah tema, ke tema tentang kisah cintanya. Dia juga sempat diam dan ga nyangka dengan cerita teman sekolahnya itu. Dia pikir cerita yang diceritain teman sekolahnya ini hanya ada di televisi saja, tapi ternyata benar ada di dunia nyata.
     Bertemu dengan tidak sengaja di sosial media, teman sekolahnya berkenalan dengan seorang pria yang berasal dari Jepang. Berawal cuma say "Hello", hingga berlanjut komunikasi mereka berdua sampai sangat akrab di sosial media itu. Dia pun sempat masih gak percaya, sampe akhirnya teman sekolahnya mengirimkan email yang berisi video. Video yang teman sekolahnya dapatkan dari si pria Jepang itu. Hingga teman sekolahnya sedikit menceritakan tentang percakapan mereka berdua.
     Si pria Jepang ini disana bekerja dan sambil belajar untuk mempersiapkan dirinya menghadapi ujian CFA ( Chartered Financial Analyst ). Ujian yang tidak semua orang bisa melewatinya, ujian dengan biaya yang tidak sedikit, dan ujian yang untuk mendapatkan gelar yang diakuin internasional. Teman sekolahnya pun bercerita bahwa seiring waktu berjalan, dan walau mereka berkomunikasi hanya dengan sosial media, tetapi si pria mengatakan kalau dia jatuh cinta dengan teman sekolahnya ini. Sempat teman sekolahnya ini bingung, sebingung-bingungnya dengan perkataan si pria Jepang ini. Apakah kata-kata itu benar adanya? Sedangkan dipisahkan jarak beratus-ratus kilometer? Tapi teman sekolahnya ini berusaha untuk meyakinkan dirinya dan berpikir postif dari pernyataan si pria Jepang ini. Dan teman sekolahnya ini memberitahu kepada si pria Jepang, agar sekarang ini mereka berdua berusaha tuk sebaik-baiknya. Kalaupun memang si pria Jepang ini memang benar-benar sayang, akan ditunggu kedatangannya ke Indonesia.
     Dia pun sungguh gak menyangka, bahwa teman sekolahnya ini punya cerita yang luar biasa. Cerita sebuah penantian dua orang yang saling menyayangi tapi dipisah oleh jarak dan waktu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

     Sangat luar biasa dan tanpa pernah kita sadari sama sekali, di setiap detik waktu yang berjalan, selalu ada kisah-kisah dibalik itu semua. Rahasia dibalik banyaknya "Rasa" yang terpapar jelas menyelimuti setiap kisah.
     Sungguh tampak jelas semua Kekuasaan-Nya dan Kehendak-Nya. Dimana seseorang dengan tiba-tiba menjalani sebuah kisah yang tak pernah mereka pikirkan atau bayangkan sebelumnya, dan merasakan perubahan rasa didalam hatinya, yang spontan berubah dengan sangat cepat.
     Semoga dari banyaknya kisah di tiap waktunya, bisa berakhir dengan indah. Dan walaupun berakhir dengan tidak indah, semoga bisa jadi sebuah pelajaran hidup yang berharga kelak untuk berubah tuk menjadi lebih baik.

Saturday, April 12, 2014

Pesan Hidup Dari Bocah Penjual Koran

     Dari tadi pagi hujan mengguyur kota tanpa henti, udara yang biasanya sangat panas, hari ini terasa sangat dingin. Di jalanan hanya sesekali mobil yang lewat, hari ini hari libur membuat orang kota malas untuk keluar rumah.
     Di perempatan jalan, Umar, seorang anak kecil berlari-lari menghampiri mobil yang berhenti di lampu merah, dia membiarkan tubuhnya terguyur air hujan, hanya saja dia begitu erat melindungi koran dagangannya dengan lembaran plastik. “Korannya bu!” seru Umar berusaha mengalahkan suara air hujan.
     Dari balik kaca mobil si ibu menatap dengan kasihan, dalam hatinya dia merenung anak sekecil ini harus berhujan-hujan untuk menjual koran. Dikeluarkannya satu lembar dua puluh ribuan dari lipatan dompet dan membuka sedikit kaca mobil untuk mengulurkan lembaran uang.
“Mau koran yang mana bu?, tanya Umar dengan riang.
”Nggak usah, ini buat kamu makan, kalau koran tadi pagi aku juga sudah baca”, jawab si ibu.
Si Umar kecil itu tampak terpaku, lalu diulurkan kembali uang dua puluh ribu yang dia terima, ”Terima kasih bu, saya menjual koran, kalau ibu mau beli koran silakan, tetapi kalau ibu memberikan secara cuma-cuma, mohon maaf saya tidak bisa menerimanya”, Umar berkata dengan muka penuh ketulusan.
     Dengan geram si ibu menerima kembali pemberiannya, raut mukanya tampak kesal, dengan cepat dinaikkannya kaca mobil. Dari dalam mobil dia menggerutu ”Udah miskin sombong!”. Kakinya menginjak pedal gas karena lampu menunjukkan warna hijau. Meninggalkan Umar yang termenung penuh tanda tanya Umar berlari lagi ke pinggir, dia mencoba merapatkan tubuhnya dengan dinding ruko tempatnya berteduh.Tangan kecilnya sesekali mengusap muka untuk menghilangkan butir-butir air yang masih menempel. Sambil termenung dia menatap nanar rintik-rintik hujan di depannya, ”Ya Tuhan, hari ini belum satupun koranku yang laku”, gumamnya lemah.
     Hari beranjak sore namun hujan belum juga reda, Umar masih saja duduk berteduh di emperan ruko, sesekali tampak tangannya memegangi perut yang sudah mulai lapar.Tiba-tiba didepannya sebuah mobil berhenti, seorang bapak dengan bersungut-sungut turun dari mobil menuju tempat sampah,”Tukang gorengan sialan, minyak kaya gini bisa bikin batuk”, dengan penuh kebencian dicampakkannya satu plastik gorengan ke dalam tong sampah, dan beranjak kembali masuk ke mobil. Umar dengan langkah cepat menghampiri laki-laki yang ada di mobil. ”Mohon maaf pak, bolehkah saya mengambil makanan yang baru saja bapak buang untuk saya makan”, pinta Umar dengan penuh harap. Pria itu tertegun, luar biasa anak kecil di depannya. Harusnya dia bisa saja mengambilnya dari tong sampah tanpa harus meminta ijin. Muncul perasaan belas kasihan dari dalam hatinya. “Nak, bapak bisa membelikan kamu makanan yang baru, kalau kamu mau”
”Terima kasih pak, satu kantong gorengan itu rasanya sudah cukup bagi saya, boleh kan pak?, tanya Umar sekali lagi.”Bbbbbooolehh”, jawab pria tersebut dengan tertegun. Umar berlari riang menuju tong sampah, dengan wajah sangat bahagia dia mulai makan gorengan, sesekali dia tersenyum melihat laki-laki yang dari tadi masih memandanginya. 
     Dari dalam mobil sang bapak memandangi terus Umar yang sedang makan. Dengan perasaan berkecamuk di dekatinya Umar. ”Nak, bolehkah bapak bertanya, kenapa kamu harus meminta ijinku untuk mengambil makanan yang sudah aku buang?, dengan lembut pria itu bertanya dan menatap wajah anak kecil di depannya dengan penuh perasaan kasihan. ”Karena saya melihat bapak yang membuangnya, saya akan merasakan enaknya makanan halal ini kalau saya bisa meminta ijin kepada pemiliknya, meskipun buat bapak mungkin sudah tidak berharga, tapi bagi saya makanan ini sangat berharga, dan saya pantas untuk meminta ijin memakannya ”, jawab si anak sambil membersihkan bibirnya dari sisa minyak goreng.
     Pria itu sejenak terdiam, dalam batinnya berkata, anak ini sangat luar biasa. ”Satu lagi nak, aku kasihan melihatmu, aku lihat kamu basah dan kedinginan, aku ingin membelikanmu makanan lain yang lebih layak, tetapi mengapa kamu menolaknya”. Si anak kecil tersenyum dengan manis, ”Maaf pak, bukan maksud saya menolak rejeki dari Bapak. Buat saya makan sekantong gorengan hari ini sudah lebih dari cukup. Kalau saya mencampakkan gorengan ini dan menerima tawaran makanan yang lain yang menurut Bapak lebih layak, maka sekantong gorengan itu menjadi mubazir, basah oleh air hujan dan hanya akan jadi makanan tikus.”
”Tapi bukankah kamu mensia-siakan peluang untuk mendapatkan yang lebih baik dan lebih nikmat dengan makan di restoran di mana aku yang akan mentraktirnya”, ujar sang laki-laki dengan nada agak tinggi karena merasa anak di depannya berfikir keliru.
     Umar menatap wajah laki-laki didepannya dengan tatapan yang sangat teduh, ”Bapak!, saya sudah sangat bersyukur atas berkah sekantong gorengan hari ini. Saya lapar dan bapak mengijinkan saya memakannya”, Umar memperbaiki posisi duduknya dan berkata kembali, ”Dan saya merasa berbahagia, bukankah bahagia adalah bersyukur dan merasa cukup atas anugerah hari ini, bukan menikmati sesuatu yang nikmat dan hebat hari ini tetapi menimbulkan keinginan dan kedahagaan untuk mendapatkannya kembali di kemudian hari. ”Umar berhenti berbicara sebentar, lalu diciumnya tangan laki-laki di depannya untuk berpamitan. Dengan suara lirih dan tulus Umar melanjutkan kembali ”Kalau hari ini saya makan di restoran dan menikmati kelezatannya dan keesokan harinya saya menginginkannya kembali sementara bapak tidak lagi mentraktir saya, maka saya sangat khawatir apakah saya masih bisa merasakan kebahagiaannya”.
     Pria tersebut masih saja terpana, dia mengamati anak kecil di depannya yang sedang sibuk merapikan koran dan kemudian berpamitan pergi. ”Ternyata bukan dia yang harus dikasihani. Harusnya aku yang layak dikasihani, karena aku jarang bisa berdamai dengan hari ini”

Friday, April 11, 2014

Apakah Masih Ada?



( Kamis, 10 April 2014. )
     Hari yang entah kenapa dia rasakan sedikit lebih berat dari hari-hari biasanya. Seperti adanya beban yang berat menimpanya. Bagaimana pun dia mencoba untuk tidak menghiraukan rasa itu.
     Waktu pun semakin berlalu,  dan ternyata benar apa yang dia rasakan disepanjang waktu itu. Dari masalah pekerjaan yang bertambah dan dikejar deadline, hingga masalah diluar sana yang tiba-tiba mencuat kepermukaan. Yah... Walaupun kenyataannya tak mungkin melewati hari ini begitu saja, tetapi dia tetap berharap kepada Sang waktu saat itu untuk setidaknya dapat bisa belari sedikit lebih cepat agar hari ini dapat terlewati.
     Akhirnya malam pun tiba. Dia kedatangan tamu yang tidak lain melainkan saudara saat itu. Saudaranya mampir saat itu pun setelah dia menyelesaikan masalahnya. Mungkin saat itu saudaranya mampir karena ingin sedikit menceritakan keluh kesahnya dari masalah yang dialami untuk setidaknya mebuat lapang hatinya walau sedikit.
     Setelah cukup mengobrol lumayan lama, saudaranya pun berpamitan untuk pulang. Tapi setelah saudaranya pergi, dia sempat termenung sesaat, memikirkan tuturan cerita yang tadi ia dengarkan dari saudaranya itu. Dimana dalam cerita itu, beberapa orang bisa, bahkan mudah melakukan apa saja demi keuntungan dan kepuasan egonya sendiri tanpa melihat dan berpikir, jika akan ada luka baru tercipta.
     Terdiam, termenung, dan bertanya-tanya didalam benaknya. "Kok bisa?". Seperti sudah tidak ada lagi yang namanya "Hati Nurani". Semua yang dia lihat saat ini hanya manusia-manusia yang berlomba-lomba memakai jubah kesombongan, kelezatan makanan-makanan mewah, memamerkan jabatan serta secuil harta yang mereka punya. Sedangkan dilain sisi, banyak orang yang terlelap beralaskan empuknya tanah, beratapkan indahnya langit, dan suara merdu terlantun dari perut yang selalu terdengar setiap hari.
     Dimana sebenarnya si"Hati Nurani" ini? Apa memang "dia" sudah hilang seiring waktu yang terus berkurang? Ataukah memang sudah tidak ada lagi manusia yang layak disebut "Manusia"?

     Walau dengan banyak pertanyaan didalam benaknya, dia tetap bersyukur. Setidaknya dia sudah mendapatkan jawaban dan pelajaran dari hari yang terasa berat ini.