Sunday, May 4, 2014

Tiga ajah

( Senin-Selasa-Rabu, 21-22-23 April 2014 )

Untuk di tiga hari ini, mungkin tidak banyak yang bisa diceritakan. Cuma sekedar kejadian-kejadian yang dia lihat di jalan. Berawal di senin siang, pada saat jam istirahat kerja. Dia pada saat itu hanya ingin membeli jus, tapi tak sengaja dia melihat pemandangan yang gak biasa menurut dia. Sembari menunggu, dia melihat seorang pengendara motor yang membawa sekantong kentang, dimana saat itu kentangnya berjatuhan. Si pengendara motor pun berhenti, menyadari kentang-kentang bawaannya terjatuh. Tetapi orang-orang yang dekat dengan si pengendara motor tidak ada yang membantu, hanya seorang pemulung barang bekas yang kebetulan sedang berjalan di situ, yang membantu si pengendara motor mengumpulkan kentang-kentang itu.
     Cukup membuat dia sedikit tercengang melihat hal itu, dimana ada beberapa orang di dekat sana tapi hanya melihat, sedangkan seorang pemulung barang bekas yang memang saat itu sedang melintas yang ikhlas membantu. Memang keras hidup dikota jaman sekarang. Terkadang yang dekat cuma diam, tapi yang jauh yang bergerak.

     Berlanjut ke hari berikutnya. Selasa sore disaat dia di perjalanan pulang ke rumah setelah bekerja. Tepat didepan matanya, seorang ibu mengendarai motor sambil membawa barang dagangannya dan membonceng anaknya yang sepulang sekolah, mendadak jatuh mengenai mobil yang terparkir di pinggir jalan. Reflek, dia pun lalu membantu membangunkan ibu itu dan meminggirkan motornya si ibu. Orang yang mobilnya terparkir pun ikut membantu, dan menanyakan keadaan si ibu itu. Syukurnya semua baik-baik saja.
      Si ibu itu mendadak terjatuh dari motornya karena kepalanya sudah terlalu pusing saat itu, sehingga tidak bisa mengontrol motornya. Memang pada hari ini cuacanya panas menyengat. Si ibu pun juga agak memaksa dirinya melakukan semua aktifitasnya walau badannya kurang sehat. Hebatnya sang Ibu itu, demi keluarganya dia memaksakan badannya yang kurang sehat, sampai-sampai si ibu ngalamin kejadian jatuh dari motor.

     Rabu malam. Saat dia mengantri untuk mengisi bensin motornya, dan pas didepan dia ada seorang bapak yang membawa anaknya juga ikut mengantri, tetapi anaknya itu cacat mental. Untung saja si bapak mengisi bensin motornya malam disaat antrian kendaraan sedikit, coba kalau siang-siang saat lagi rame antriannya, bisa-bisa diteriakin sama orang-orang yang mengantri dibelakang. Secara si bapak itu sibuk mengatur anaknya yang tidak bisa disuruh diam menunggu. Semua mata pun tertuju pada mereka, seakan-akan melihat sesuatu yang aneh. Walau harus mondar-mandir dari antrian  ke anaknya beberapa kali, si Bapak tetap sabar untuk menjaga anaknya dan tetap berbicara memberitahu untuk tetap diam dengan lembut ke anaknya yang cacat mental itu tanpa ada rasa marah sedikit pun. Dia kagum dengan melihat si Bapak seperti itu, yang tetap sabar dan sayang kepada anaknya walau keadaan anaknya ngga normal seperti anak-anak lainnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

     Karena yang nulis lagi sibuk didunia nyata, (Agak sedikit capek nulis cerita panjang-panjang juga.. hehehe :p), jadi itu aja yah cerita singkat yang bisa di bagi dari apa yang dia lihat dan alami dalam 3 hari itu. See you..

No comments:

Post a Comment